Aplikasi BlackBerry Messenger untuk iOS dan Android telah selesai dibuat, dan kini masuk tahap uji coba. Setelah persiapan matang, tinggal tunggu tanggal peluncuran.
Tetapi yang lebih menggelitik bagi kami adalah apa yang akan terjadi dengan BlackBerry, ketika BBM tidak lagi eksklusif?
Bagi sebagian pengguna BlackBerry, termasuk saya, salah satu alasan kuat tetap menggunakan BlackBerry adalah BBM. Walaupun terkadang “lemot”, layanan BBM tetap termasuk layanan yang disukai penggunanya, termasuk di Indonesia. Tapi di luar itu, deretan fitur dan kecanggihannya masih tertinggal jika dibandingkan iPhone dan ponsel Android lainnya.
Selain BBM, yang membuat BlackBerry masih punya penggemar adalah keberadaan keyboard QWERTY yang nyaman digunakan. Sayangnya, walaupun masih memiliki pengikut setia, tren desain QWERTY yang amat populer 5 tahun silam ini terus digerus oleh gempuran smartphone berbasis layar sentuh.
Tetapi yang lebih menggelitik bagi kami adalah apa yang akan terjadi dengan BlackBerry, ketika BBM tidak lagi eksklusif?
Bagi sebagian pengguna BlackBerry, termasuk saya, salah satu alasan kuat tetap menggunakan BlackBerry adalah BBM. Walaupun terkadang “lemot”, layanan BBM tetap termasuk layanan yang disukai penggunanya, termasuk di Indonesia. Tapi di luar itu, deretan fitur dan kecanggihannya masih tertinggal jika dibandingkan iPhone dan ponsel Android lainnya.
Selain BBM, yang membuat BlackBerry masih punya penggemar adalah keberadaan keyboard QWERTY yang nyaman digunakan. Sayangnya, walaupun masih memiliki pengikut setia, tren desain QWERTY yang amat populer 5 tahun silam ini terus digerus oleh gempuran smartphone berbasis layar sentuh.
Di dunia instant-messaging sendiri, BBM menghadapi gempuran dari berbagai aplikasi lain yang semakin populer seperti WhatsApp, WeChat, LINE, Kakao Talk, dan masih banyak lagi — dengan fitur yang lucu seperti stiker dan game.
Apakah Anda pengguna BlackBerry? Apa yang akan Anda lakukan bila BBM sudah dirilis di Android dan iPhone?
0 komentar:
Posting Komentar