Peneliti Amerika Serikat (AS) berhasil menciptakan detektor otomatis portabel baru yang mampu memberi sinyal keberadaan anthrax dari sampel bahan yang dicurigai.
Menariknya, proses ini terjadi dengan waktu yang sangat singkat, yakni hanya 15 menit.
Ilmuwan Albany and Cornell University di New York mengatakan, teknologi baru ini mampu menguatkan keberadaan DNA anthrax dalam sampel dan mengungkap keberadaan 40 sel mokroskopis yang terdapat dalam bakteri mematikan itu.
Para peneliti mengatakan, detektor ini menggunakan nanofabricated fluidic cartridges untuk melakukan deteksi. Perangkat yang disebut sebagai perangkat lab-dalam-chip ini meneliti input berupa sampel dan bahan reaksi.
Selain itu, perangkat ini mampu memurnikan DNA dan mengidentifikasi anthrax secara otomatis. Sistem ini mampu bekerja tanpa gangguan manual selain tetesan sampel pada alat ini.
“Rata-rata waktu yang dibutuhkan pemurnian DNA ini selama eksperimen sekitar 15 menit namun saat dipadukan analisa real-time PCR (polumerase chain reaction), waktu rata-rata yang dibutuhkan menjadi 60 menit,” ujar para peneliti seperti ditulis UPI.
Karena ukuran kecil dan rendahnya daya yang dibutuhkan, sistem ini bisa dikembangkan lebih lanjut sebagai perangkat yang benar-benar portabel.
0 komentar:
Posting Komentar